Dalam kisah diatas dijelaskan beliau menerima
kewajiban 50 shalat kemudian atas saran Nabi Musa a.s sehingga berkali-kali Nabi Muhammad SAW ‘naik-
turun’ untuk usul ‘keringanan’ shalat kepada
Allah SWT. Mungkinkah hal ini dilakukan oleh beliau ?
Nabi Muhammad SAW itu berbudi pekerti yang agung
dan sami’na wa atho’na atau ‘aku dengar dan aku
taat’. Walau misalnya kisah ini tercantum dalam kitab hadits shahih Bukhari dan Muslim, namun bila isinya
tidak sesuai dan bertentangan dengan ayat Al Quran tentunya kita akan menolak hadits tersebut. Kesimpulan lainnya dari kisah diatas adalah pada saat
peristiwa Isra’ Mi’raj itulah turunnya perintah shalat
lima waktu. Berarti sebelum Isra’ Mi’raj, Nabi
Muhammad SAW dan umatnya belum melaksanakan
shalat lima waktu karena belum ada perintah dari Allah
SWT. Benarkah fakta ini ? Shalat lima waktu adalah tiangnya agama Islam. Sebenarnya di tahun pertama kenabian sudah ada
perintah shalat wajib yaitu shalat Lail dan shalat lima
waktu. Shalat lima waktu saat itu terdiri atas shalat Isya
2 rakaat, Subuh 2 rakaat, Lohor 2 rakaat, Ashar 2 rakaat
dan Maghrib 3 rakaat. Kemudian pada waktu Isra’ Mi’raj itu Nabi Muhammad SAW diberi ketetapan
shalat lima waktu, bukan diberi kewajiban shalat lima
waktu. Ketetapan shalat lima waktu adalah wajib, tidak
bakal dirubah dan tidak bakal diganti untuk selama-
lamanya. Sedangkan hukum shalat Lail itu dirubah yang
awalnya merupakan shalat wajib kemudian dirubah menjadi shalat sunat.

Pada tahun 1 hijrah ada perubahan jumlah rakaat shalat
lima waktu. Sebelum hijrah jumlah rakaatnya ada 11
rakaat yaitu shalat Isya 2 rakaat, Subuh 2 rakaat,
Dhuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat dan Maghrib 3 rakaat.
Kemudian di tahun 1 hijrah bagi orang yang tidak
musafir rincian jumlah rakaatnya menjadi shalat Isya 4 rakaat, Subuh 2 Rakaat, Dhuhur 4 rakaat, Ashar 4 rakaat
dan Maghrib 3 rakaat; sedangkan bagi orang yang
musafir kewajiban shalat lima waktu kembali seperti
sebelum hijrah yaitu shalat Isya 2 rakaat, Subuh 2
rakaat, Dhuhur 2 rakaat, Ashar 2 rakaat dan Maghrib 3
rakaat. Dalam Al Quran surat Al Muzzammil yang turun pada tahun pertama kenabian menjadi bukti bahwa shalat
lima waktu telah diperintahkan kepada Rasulullah SAW dan umat Islam jauh sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj.
Disamping itu dalam Kitab Jamiush Shaghir jilid I bab
huruf Alif halaman 195, bersabda Rasulullah SAW :
“Awalnya sesuatu yang difardhukan oleh Allah
Ta’ala atas umatku ialah shalat lima (waktu) dan
awalnya sesuatu yang dinaikkan dari amal mereka adalah shalat lima (waktu) dan awalnya sesuatu yang
ditanyakan ialah tentang shalat lima (waktu)”.

Namun perbedaan paham dalam masalah ini hendaknya
tidak menjadikan pertentangan yang tajam diantara
umat Islam. Perbedaan paham adalah hal yang wajar.
Semua hal hendaknya dikaji, ditelaah dan dicermati
dengan lebih teliti sebelum memutuskan menolak atau
menerima pendapat seperti ini. Bagaimana pendapat Anda ?