Di era jejaring sosial seperti
sekarang ini, kiranya sangat
diperlukan untuk mengingatkan diri pribadi khususnya
dan kaum muslim secara umum.
Beberapa hal, terutama yang berkaitan dengan
pemberian komentar yaitu:
1. Komentar adalah sama dengan ucapan, dan setiap
ucapan akan dicatat oleh para malaikat pengintai yang
bersifat Raqib dan ‘Atid, yang kemudian akan dimintai
pertanggungjawaban di hari kiamat.
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya
melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir.” (QS. Qaaf: 18).
2. Komentar harus dijauhi dari perkataan yang
berbentuk cacian,makian, kasar, jorok dan keji.
“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bukanlah seorang beriman seorang yang suka
mencaci, melaknat, berkata keji (kotor/porno) atau
kasar.” (HR. Tirmidzi)
3. Komentar hanya diberikan jika diperlukan
sebagaimana berbicara
asal hukumnya diam kecuali untuk kebaikan,karena di
dalamnya
terdapat keselamatan.
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beriman
kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang
baik atau diam.” (HR. Muslim)
4. Komentar jangan asal-asalan karena ditakutkan
mengandung hal yang dimurkai Allah Ta’alla.
“Abu Hurairahvradhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya seorang
hamba, benar-benar berucapvdengan sebuah ucapan
yang tergolong dari keredhaan Allah, ia
tidak memperdulikannya, niscaya Allah akan
mengangkat derajat
dengannya dan sesungguhnya
seorang hamba benar-benar berucap dengan sebuah
ucapan yang
tergolong dari kemurkaan Allah, ia tidak
memperdulikannya, akan
menjatuhkannya dengannya ke dalam Neraka
Jahannam.” (HR. Bukhari)
5. Komentar adalah cerminan pribadi seseorang.
“Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
“Termasuk kebiakan keislaman seseorang adalah
meninggalkan
sesuatu yang tidak bermanfaat untuknya.” (HR.
Tirmidzi)
Nawawi rahimhullah berkata,“Diriwayatkan kepada
kami bahwa
Ustadz Abu Al Qasim Al Qusyairy rahimahullah
berkata: “Diam adalah
keselamatan dan ia adalah hukum asal, dan diam
pada waktunya sifatnya orang-orang terpandang,
sebagaimana berbicara pada tempatnya termasuk sifat
yang mulia.”
Beliau rahimahullah juga berkata,“Diriwayatkan
kepada kami bahwa Al
Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Barangsiapa
yang
menghitung-hitung perkataannya dari perbuatannya
maka akan sedikit perkataannya terhadap sesuatu
yang
tidak bermanfaat untuknya. Dan diriwayatkan dari
Dzin Nun rahimahullah, ia berkata: “Serorang yang
paling menjaga dirinya
diantara manusia adalah yang paling menjaga
lisannya.” Lihat Kitab Al
Minhaj Syarah Shahih Muslim, 2/19 (Asy Syamela).